Marie dari Inkarnasi

Senin, 07 April 2014

Pada 3 April 2014, Paus Fransiskus menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa Be.Marie dari Inkarnasi sebagai seorang Santa.Sungguh sebuah kabar gembira bagi para suster Ursulin -- terlebih Ursulin di Canada.

Santa Marie dari Inkarnasi di kanonisasi bersama dengan Uskup Francois de Montmorency (Uskup Pertama Quebec) dan Jose de Anchieta, SJ (misionaris pertama di Brazil abad 16).

Santa Marie dari Inkarnasi dikenal sebagai Ibu Gereja Katolik Canada. Mengenai kedatangannya di Quebec pada 1 Agustus 1639. St.Marie dari Inkarnasi menulis: "yang pertama kami lakukan ia mencium tanah negeri yang kami datangi ini, tempat kami memberikan diri kami dalam pelayanan kepada Tuhan dan orang Indian tercinta."
Tulisannya menunjukan bahwa seluruh pelayanannya pada orang Indian di Canada merupakan pemberian dirinya bagi Tuhan semata.

Semoga dengan peristiwa indah ini membuat para suster Ursulin semakin bersemangat dalam pelayanan untuk membawa Kabar Gembira ke mana saja mereka diutus. Soli Deo Gloria.


++++++++

Tambahan:
SPECIAL!!: bagi mereka yang mau mendapat booklet kecil dalam bahasa Inggris tentang St.Marie dari Inkarnasi silahkan buka website Ursuline Uni Roma ( http://www.ursulines-ur.org ). Silahkan print ya.

Bagi mereka yang mampu memahami bahasa Perancis, silahkan membuka website: ursulinepost.blogspot.com. disebelah kanan ada film tentang St Marie dari Inkarnasi berjudul Madwoman of God (). film tahun 2008, durasi 76menit). Jangan lupa tekan tombol pembesar layar sehingga menontonnya dalam format layar lebar.


Untuk ebook pun sudah ada di web site gutenberg.org ( http://www.gutenberg.org/ebooks/6486 ). Buku berjudul The Life of the Venerable Mother Mary of the Incarnation.


++++++++

sumber:
http://www.ursulines-ur.org/
http://www.huffingtonpost.com/2014/02/04/saints-canada-brazil-joe-marie-francois_n_4718549.html
http://www.winnipegfreepress.com/arts-and-life/life/faith/two-quebecers-are-among-new-saints-named-by-pope-francis-at-vatican-253835991.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Marie_of_the_Incarnation_%28Ursuline%29

Ujian Praktek guru Sanur

Sabtu, 23 Maret 2013

 Inilah tampilan para guru Sanur yang mau ujian. Ujian? 
Para guru: menanti giliran menerima Sakramen Tobat

"Aduh, ini rasanya sudah seperti mau ujian praktek!" ujar Bu Erna, guru Bahasa Indonesia SMP Santa Ursula Jakarta.
"Iya, aku juga sudah lama tidak melakukan ini. Gimana dong... kan malu sama Romonya," timpal Bu Vina, guru Bahasa Inggris, sambil membalik-balikan buku Puji Syukur. Ia sedang mencari bagian doa tobat yang akan didaraskan setelah penerimaan Sakramen Tobat.
Sementara Bu Endah, Guru BK, tersenyum-senyum manis sambil memegang erat secarik kertas yang berisi "litani" hal-hal yang perlu ia akukan. "Saya malu juga sebetulnya, soalnya dosa saya banyak banget sampe kertas saya panjang begini," kisahnya.
Pergulatan batin dalam malu dan mau begitu terasa hidup. Pergulatan yang tidak hanya dirasakan oleh kaum awam tetapi juga para relijius yang sungguh menghargai Sakramen Tobat sebagai anugerah dari Allah; Sebuah Sakramen yang membuat kita mengalami kegembiraan karena dapat kembali pada Dia sekaligus perjuangan untuk meninggalkan kesombongan dosa, ke-egois-an diri.
usai penerimaan Sakramen Tobat, berdoa di depan salib sebagai ucapan syukur


para siswi minta maaf langsung pada guru: praktek tobat.
Inilah sekelumit tampilan dari para guru yang dalam segala kesibukannya mengambil waktu untuk menerima Sakramen Tobat. Sebetulnya penerimaan Sakramen Tobat ini diselenggarakan untuk para siswi SMP Sanur; namun para guru pun merasakan adanya kebutuhan untuk menerima Sakramen Tobat sebagai persiapan lebih dalam untuk masuk Pekan Suci. Alhasil, mereka dengan segala daya upaya, senyum malu dan tarik-dorong: siapa dulu yang masuk ke ruang pengakuan dst.... mereka menerima Sakramen Tobat.


Bu Dian: "bertanduk" -- before

Hal ini menghantar kita pada sebuah renungan dari S.Tomas Kempis:

Tak terasa, waktu bergulir tersisa hingga seminggu lagi menjelang Pekan Suci.
Sudahkah kalian melakukan pengakuan dosa dan menerima Sakramen Tobat?

Saudaraku,
Tanpa Sakramen Ekaristi, kita sulit mengenal apa yang disebut Gereja Katolik.

Bu Dian: Happy face -- after
Lalu sangatlah sulit untuk memisahkan umat Katolik dengan Sakramen Ekaristi. 
dan ini sama sulitnya dengan memisahkan umat Katolik yang baik dengan Sakramen Tobat.

"Selamat malam, saudaraku. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, 'de Imitatione Christi' II, 2, 2]


Homili Paus Fransiskus pada Misa Inagurasinya

19 maret 2013
Berikut ini adalah terjemahan lengkap Homili Paus Fransiskus pada Misa Inagurasinya yang dirayakan pada hari Selasa, 19 Maret 2013, yang bertepatan dengan Hari Raya Santo Yosef, pukul 9.30 waktu Roma di Basilika Santo Petrus. Bacaan Ekaristi : 2Sam 7:4-5a,12-14a; Rm 4:13,16-18,22; Mat 1:16,18-21,24a).
******
Saudara dan saudari terkasih, saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya dapat merayakan Misa Kudus untuk inagurasi pelayanan Petrus saya ini pada Hari Raya Santo Yosef, suami dari Perawan Maria dan pelindung Gereja semesta. Suatu kebetulan yang berarti, dan juga hari nama pendahulu saya yang terhormat : kita dekat padanya dengan doa-doa kita, penuh kasih sayang dan rasa syukur.
Saya menawarkan salam hangat untuk saudaraku para kardinal dan uskup, imam, diakon, biarawan dan biarawati, serta semua umat beriman. Saya berterima kasih kepada para perwakilan Gereja dan komunitas gerejawi lainnya, serta perwakilan dari komunitas Yahudi dan komunitas keagamaan lainnya, karena kehadiran mereka. Salam ramah saya untuk para kepala negara dan pemerintahan, para anggota delegasi resmi dari berbagai negara di seluruh dunia, dan korps diplomatik.
Dalam Injil kita mendengar bahwa "Yosef berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya(Mat 1:24). Kata-kata ini mengarah kepada perutusan yang Tuhan percayakan kepada Yosef : ia menjadi kustos, pelindung. Pelindung dari siapa? Pelindung Maria dan Yesus; tetapi perlindungan ini kemudian diperluas kepada Gereja, sebagaimana dikatakan Beato Yohanes Paulus II: "Sama seperti Santo Yosef merawat penuh kasih Maria dan dengan senang hati mengabdikan dirinya untuk membesarkan Yesus Kristus, demikian pula ia memelihara dan melindungi Tubuh Mistik Kristus, Gereja, di mana Perawan Maria adalah teladan dan modelnya" (Redemptoris Custos, 1).
Bagaimana Yosef melaksanakan perannya sebagai pelindung? Dengan diam-diam, rendah hati dan hening, tapi dengan kehadiran dan ungkapan kesetiaan tanpa henti, bahkan ketika ia menemukannya sulit untuk dipahami. Sejak saat pertunangannya dengan Maria hingga diketemukannya Yesus yang berumur dua belas tahun di Bait Allah di Yerusalem, ia ada di sana setiap saat dengan penuh kasih sayang. Sebagai suami Maria, ia berada di dekatnya pada saat baik dan buruk, pada perjalanan ke Betlehem untuk sensus dan dalam saat-saat cemas dan sukacita ketika Maria melahirkan; di tengah drama pelarian ke Mesir dan selama pencarian yang panik Anak mereka di Bait Allah; dan kemudian dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga Nazaret, dalam tempat kerja di mana ia mengajarkan keahliannya pada Yesus.
Bagaimana Yosef menanggapi panggilannya untuk menjadi pelindung Maria, Yesus dan Gereja? Dengan terus-menerus memperhatikan Allah, terbuka bagi tanda-tanda kehadiran Allah dan menerima rencana Allah, dan tidak hanya untuk dirinya sendiri. Ini adalah apa yang Allah minta dari Daud, seperti yang kita dengar dalam Bacaan Pertama. Allah tidak menginginkan rumah yang dibangun oleh manusia, tetapi kesetiaan pada sabda-Nya, pada rencana-Nya. Allah sendiri yang membangun rumah, tapi dari batu hidup yang dimeteraikan oleh Roh-Nya. Yosef adalah "pelindung" karena ia mampu mendengar suara Allah dan dipandu oleh kehendak-Nya; dan karena alasan ini ia jauh lebih peka terhadap orang-orang yang dipercayakan kepada pengamanannya. Dia mampu melihat hal-hal secara nyata, ia berhubungan dengan sekitarnya, ia dapat membuat keputusan yang benar-benar bijaksana. Dalam dirinya, sahabat-sahabat terkasih, kita belajar bagaimana untuk menanggapi panggilan Allah, dengan kesiapsediaan dan  kerelaan, tetapi kita juga melihat inti panggilan Kristiani, yaitu Kristus! Mari kita melindungi Kristus dalam hidup kita, sehingga kita bisa melindungi orang lain, sehingga kita dapat melindungi ciptaan!
Panggilan menjadi seorang "pelindung", bagaimanapun juga, bukan hanya sesuatu yang melibatkan kita orang Kristiani saja; panggilan tersebut juga memiliki segi utama yang sungguh manusiawi, melibatkan semua orang. Ini berarti melindungi semua ciptaan, keindahan dunia yang diciptakan, seperti yang diceritakan Kitab Kejadian kepada kita dan seperti yang ditunjukkan Santo Fransiskus dari Asisi kepada kita. Ini berarti menghormati setiap ciptaan Tuhan dan menghormati lingkungan di mana kita hidup. Ini berarti melindungi umat manusia, menunjukkan perhatian kasih untuk masing-masing dan setiap orang, terutama anak-anak, orang tua, orang-orang yang berkebutuhan, yang sering kali yang terakhir kita pikirkan. Ini berarti peduli satu sama lain dalam keluarga kita: suami dan istri pertama-tama melindungi satu sama lain, dan kemudian, sebagai orang tua, mereka merawat anak-anak mereka, dan anak-anak sendiri, pada saatnya, melindungi orang tua mereka. Ini berarti membangun persahabatan yang tulus di mana kita melindungi satu sama lain dalam kepercayaan, rasa hormat, dan kebaikan. Pada akhirnya, semuanya telah dipercayakan kepada perlindungan kita, dan kita semua bertanggung jawab untuknya. Jadilah pelindung karunia Allah!
Setiap kali manusia gagal untuk menghidupi tanggung jawab ini, setiap kali kita gagal peduli bagi ciptaan dan bagi saudara dan saudari kita, suatu jalan terbuka bagi kebinasaan dan hati yang mengeras. Tragisnya, dalam setiap periode sejarah ada "Herodes" yang merencanakan kematian, mendatangkan malapetaka, dan mengotori wajah laki-laki dan perempuan.
Saya meminta semua orang yang memiliki tanggung jawab dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial, dan semua laki-laki dan perempuan yang berkehendak baik: marilah kita menjadi "pelindung" ciptaan, pelindung rencana Allah yang tergores dalam alam, pelindung satu sama lain dan lingkungan. Mari kita tidak mengizinkan tanda-tanda kehancuran dan kematian untuk menyertai kemajuan dunia ini! Tetapi menjadi "pelindung", kita juga harus berjaga-jaga atas diri kita sendiri! Janganlah kita lupa sehingga kebencian, iri hati dan kebanggaan mencemari hidup kita! Menjadi pelindung, kemudian, juga berarti tetap menjaga perasaan kita, hati kita, karena mereka adalah tempat duduk niat baik dan jahat: niat yang membangun dan meruntuhkan! Kita tidak harus takut akan kebaikan atau bahkan kelembutan!
Di sini saya akan menambahkan satu hal lagi: peduli, melindungi, membutuhkan kebaikan, itu memanggil untuk kelembutan tertentu. Dalam Injil, Santo Yosef muncul sebagai orang yang kuat dan teguh, seorang manusia pekerja, namun dalam hatinya kita melihat kelembutan yang besar, yang bukan merupakan kebajikan orang lemah melainkan tanda kekuatan semangat dan kecakapan bagi perhatian, bagi kasih sayang, bagi keterbukaan yang tulus untuk orang lain, bagi kasih. Kita tidak harus takut akan kebaikan, akan kelembutan!
Hari ini, bertepatan dengan Pesta Santo Yosef, kita merayakan awal jabatan Uskup Roma yang baru, Penerus Santo Petrus, yang juga melibatkan kuasa tertentu. Tentu saja, Yesus Kristus memberikan kuasa atas Petrus, tetapi seperti apa kuasa itu? Tiga pertanyaan Yesus kepada Petrus tentang kasih yang diikuti oleh tiga perintah: Gembalakanlah domba-domba -Ku, beri makan domba-domba-Ku. Mari kita tidak pernah lupa bahwa kekuatan otentik adalah pelayanan, dan bahwa Paus juga, ketika menjalankan kekuasaan, harus semakin penuh masuk ke dalam pelayanan yang memiliki puncak yang bercahaya pada Salib. Ia harus terinspirasi oleh pelayanan yang rendah hati, teguh dan setia yang ditandakan Santo Yosef dan, seperti dia, ia harus membuka lengannya untuk melindungi semua umat Allah dan merangkul dengan kasih sayang yang lembut seluruh umat manusia, terutama yang paling miskin, yang paling lemah, yang tersisih, orang-orang yang dirinci Matius dalam penghakiman akhir tentang kasih: yang lapar, yang haus, orang asing, yang telanjang, yang sakit dan orang-orang dalam penjara (bdk. Mat 25:31-46). Hanya mereka yang melayani dengan kasih yang mampu melindungi!
Dalam Bacaan Kedua, Santo Paulus berbicara tentang Abraham, yang "tidak ada dasar untuk berharap, namun percaya" (Rm 4:18). Tidak ada dasar untuk berharap! Hari ini juga, di tengah begitu banyak kegelapan, kita perlu melihat cahaya harapan dan menjadi laki-laki dan perempuan yang membawa harapan kepada orang lain. Melindungi ciptaan, melindungi setiap laki-laki dan setiap perempuan, memandang mereka dengan kelembutan dan kasih, adalah membuka cakrawala harapan; membiarkan seberkas cahaya menerobos awan tebal; membawa kehangatan harapan! Bagi orang percaya, bagi kita orang Kristiani, seperti Abraham, seperti Santo Yosef, harapan yang kita bawa diatur terhadap cakrawala Allah, yang telah terbentang di hadapan kita dalam Kristus. Suatu harapan yang dibangun di atas batu karang yang adalah Allah.
Melindungi Yesus dengan Maria, melindungi seluruh ciptaan, melindungi setiap orang, terutama yang paling miskin, melindungi diri kita sendiri: ini adalah pelayanan di mana Uskup Roma dipanggil untuk melaksanakannya, namun salah satu dari kita semua dipanggil, sehingga bintang harapan akan bersinar terang. Mari kita melindungi dengan kasih yang seluruhnya telah diberikan Allah kepada kita!
Saya memohon perantaraan Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Petrus dan Paulus, dan Santo Fransiskus, sehingga Roh Kudus dapat menyertai pelayanan saya, dan saya minta Anda semua untuk berdoa bagi saya! Amin.